Senin, 16 Maret 2015

Menyegarkan Niat
Assalamualaikum….

Sahabat-sahabat ku, terik siang ini saya merasakan adanya teguran atas doa2 ku selama ini. Taukah kamu kira-kira doa apa itu ??

Ya, setiap saat aku ingin bisa istiqomah di jalan Allah SWT. Di sela-sela tugas kantor, sembari bersandar pada kursi teringat oleh ucapan sahabat seperjuangan dulu. “Menulis sebagai bentuk membina diri, dan juga orang besar selalu bisa menyampaikan gagasan melalui tulisan”

Intinya adalah menulis sebagai bentuk pembinaan diri untuk tetap bisa “bertahan”. Dengan menulis kita bisa menyampaikan gagasan bukan sekadar kepada satu atau dua orang saja. Bisa jadi lebih dari itu. Saya pun percaya buku bisa melebihi umur penulisnya. Oleh karena itu saya ingin mengawali niat itu kembali. Menulis…menulis…. dan menulis.

insyaALLAH dengan niat yang sudah disegarkan, akan ada banyak jalan untuk bisa istiqomah… termasuk saat ini jam sudah menunjukkan 13.05. jam kerja kembali aktif. Seiring dengan aktif kembali niat ku untuk menulis…. 

Semoga dimudahkan, aamiin

Wassalamualaikum


Semoga tulisan di atas menjadi doa, harapan untuk terus bisa meningkatkan kemampuan diri dalam dunia menulis... aamiin

Tugukecil, 16032015
saat kumandang sholat isya telah terdengar

Selasa, 13 Mei 2014

Episode 1 : Jawaban doa ku lewat Murobbi ku




Episode 1
Jawaban doa ku lewat Murobbi ku

Ayo siap-siap, sudah hampir jam 4. Jangan sampai ketinggal bis” kata seorang kawan mengingatkan untuk berkemas karena mendekati jam pulang kantor. Bekera di perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan memang agak berbeda. Khususnya lokasi kerja. Alhamdulillah, sudah beberapa bulan ini aku pindah ke kantor pusat oprasional sehingga memungkinkan untuk pulang pergi setiap harinya.

Sore itu bus karyawan rame dengan bahasan pilkada kota tempat tinggal. Ya, besok hari libur karena ada perhelatan pemilihan walikota periode baru. Tidak sedikit dari mereka yang mendukung salah satu calon yang sekarang masih menjabat walikota, dan sebaliknya. Suasana gaduh seperti di pasar, pikir ku. Biasanya setelah bus masuk ke jalan utama lintas propinsi, suasana mulai tenang. Hampir semua penumpangnya diam karena sibuk urusan masing-masing. Ada yang telp keluarga, sampai ada yang tidur karena capek kera seharian.

Sekitar 20 menit perjalanan, hp di saku jaket bergetar. Pelan aku ambil, ternyata masih bergetar terus dan baru sadar ternyata itu bukan sms seperti dugaan awal. Biasanya jam sepulang kerja ada saja kawan yang mengirimkan kabar lewat sms meski sekadar say hallo. Tapi ternyata ada seseorang di sana yang menelpon ku. Segera ku ambil dan ku angkat telpon itu.

Assalamualaikum, antum posisi di mana ya akhi ??” Tanya seseorang dengan suara yang sangat aku kenal. Beliau adalah pak ustadz yang mengajariku mengaji di kota tempat tinggal ku sekarang. Agak heran juga, tidak seperti biasanya beliau telpon jam segini, pasti ada urusan penting.

Waalaikumussalam pak, ana masih di bus dalam perjalanan pulang” saut ku menawab salam beliau
Kira-kira berapa lama perjalanan antum pulang ? nanti saya mau telpon” Tanya pak ustad..
InsyaALLAH sekitar setengah jam lagi ana sampai kota pak. Nanti biar ana yang telpon pak” jawab ku.
Ga apa-apa akh, ana ada perlu. Tolong kalo nanti sudah sampai rumah, ana di sms biar langsung ana telpon ya. OK ana tutup, hati-hati di jalan. Assalamualaikum” beliau pun menutup pembicaraan

Sesampainya di rumah, ku letakkan peralatan kerja di tempat biasa dan langsung menuju dapur. Ku ambil air minum dan beberapa butir buah duku yang baru ku beli tadi di jalan. Sembari menyiapkan baju dan pakaian kotor karena jadual sore ini adalah mencuci. Ku hirup dalam-dalam udara di belakang rumah. Sejuk, semoga kesejukan ini yang nanti akan di sampaikan pak ustadz..
Benar saja, setelah sms ku sampai, beliau langsung telpon.

Sudah sampai rumah ya akhi ??”
“Alhamdulillah, sudah pak. Ada apa ya pak, sepertinya ada hal penting yang mau bapak sampaikan”
“Iya akh, penting sekali. Mengenai masa depan antum” jawab beliau jelas

Aku Cuma berpikir. Apa lah kira-kira yang nantinya akan disampaikan beliau, apa masalah pekerjaan, apa masalah amanah dakwah, atau yang lainnya ?? Sambil duduk di teras belakang dan bersandar ke tembok lalu ku tanyakan lagi maksud pertanyaan beliau..

Afwan pak, maksudnya apa ya, ana kurang paham” Tanya ku penuh penasaran..
Antum sudah mantap tinggal di kota ini” Tanya pak ustad
InsyaALLAH pak, saya bisa enjoy di sini” jawab ku meyakinkan
Bagus…. Antum sudah punya rencana untuk menikah ??

Pertanyaan itu yang membuat ku tiba-tiba serasa berhenti sejenak. Meski baru pertama ada pertanyaan seperti itu, namun aku sedikit menduga arah pembicaraan ini. Mungkin kah beliau punya rencana untuk mengenalkan dengan salah seorang akhwat di kota ini ? Dugaan ku berdasar atas struktur pertanyaan beliau. Mulai dari kemantapan tinggal di kota ini dan juga kerjaan hingga pertanyaan yang paling susah di jawab.

InsyaALLAH sudah punya rencana pak, malahan dari jaman kuliah dulu” awab ku sambil tertawa
Alhamdulillah……..” ucapan syukur dari pak ustad seolah-olah merasa lega.
Memang kenapa pak ?” tanya ku pura-pura heran
Sudah ada calonnya belum ?
Belum ada kabar lagi pak. Ana minggu kemarin menghubungi mr di kampus untuk menyampaikan proposal ana. Tapi belum ada kabar pak
OK, ana tunggu waktu seminggu. Kalo belum ada tolong yang di sana di cancel. Kita garap yang di sini ya…
InsyaALLAH pak. Nanti ana kabari lagi..
Syukron akh, semoga apapun itu adalah yang terbaik dari ALLAH SWT. Sudah dulu ya. Assalamualaikum” pak ustadz menutup pembicaraan kami
Afwan, insyaALLAH pak. Waalaikumussalam

Ku baringkan badan yang tiba-tiba terasa berat. Nafas terasa sesak, dan bahkan jatung berdebar-debar tak karuan setelah menerima telpon dari guru ngaji ku. Sejenak ku bayangkan, mimpi ku untuk menikah dengan akhwat asal kota tempat ku menyelesaikan pendidikan sarana. Bukan tanpa alasan, karena tempat bekera jauh dari rumah, akan lebih baik jika menikah dengan akhwat asli kota itu karena alur mudik (pulang) nya searah.

Tapi aku tak pernah menolak jika nantinya akan disandingkan dengan akhwat manapun. Karena bagi ku yang paling penting adalah ia siap menjadi penguat di jalan dakwah. Bersama-sama dalam mengarungi samudra kehiduapn untuk menggapai ridho ALLAH SWT. Aku bernah berdoa untuk mendapatkan seorang akhwat yang belum pernah sama sekali aku kenal,
Mungkin ini kah jawaban atas doa ku itu ?
Berharab bertemu bidadari yang belum pernah sama sekali aku kenal
Bidadari yang belum pernah aku jumpai ?
Siapa pun dia, semoga itu pilihan MU ya allah
Kuatkan ikatan di antara kami dengan ikatan MU ya robb
Satukan kami dalam bingkai dakwah
Jadikan kami bagian dari pejuang2 yang istiqomah di jalanMU
Aamiin

Prabumulih, 10052014 10.45

Senin, 12 Mei 2014

Pelajaran dari sandal jepit



Pelajaran dari sandal jepit

       Seperti biasanya, ruangan yang terletak di sudut kantor itu penuh pekerja. Ada yang sedang membuat laporan rutin, ada yang sedang membuat peta, ada juga mengepak barang permintaan dari kantor cabang. Dan kesibukan-kesibukan lain di ruang Departemen Perencanaan.

      Waktu sudah menunukkan pukul 9 pagi, seperti biasanya aku punya jadual khusus untuk sholat dhuha. Alhamdulillah target kerjaan bisa selesai lebih awal. Laporan dari kantor cabang sudah terrekap, laporan mingguan juga sudah selesai. Daftar kerjaan juga sudah tertata. Saatnya laporan ke bigbos, ALLAH SWT. Sesampainya di musholla kantor, ada pemandangan yang berbeda. Sandal jepit yang biasa tersusun rapi kini tak tampak. Sepatu rekan kerja juga tak tampak satu pun. Apa aku yang terlambat, atau yang lain masih banyak kerjaan dan belum sempat sholat ??

       Tapi dari itu semua yang paling menarik perhatian adalah rak sandal di dekat pintu masuk musholla. Berbagai barang bertumpuk tak karuan hingga tak enak dipandang. Setelah ku lepas sepatu dan kaos kaki, ku langkahkan kaki untuk menghambil sandal dan berwudhu.

       Betapa kagetnya aku, karena yang ada hanyalah sandal jelek dan tampak sudah lama usia sandal itu. Yang lebih lagi adalah hanya ada satu bagian saja. Tidak lengkap. Hanya kiri saja. Sudah jelek, kiri semua !! Ke mana sandal yang bagus-bagus kemarin ? masa iya sandal jepit saja dipake orang entah siapa dan ke mana.

       Ada perasaan yang saling bertolak belakang di situ. Satu sisi gemes dengan kejadian itu. Satu sisi menadi pelajaran berharga untuk selalu bersyukur dangan kondisi apa pun. Aku lebih berpersangka baik dengan kejadian ini. Mungkin ALLAH SWT menginginkan aku untuk belajar bersyukur. Ya bersyukur

      Betapa tidak, sandal yang sudah tak karuan itu masih bisa digunakan dan bermanfaat di kala semua tiada, ia masih bisa digunakan. Sedang mungkin bagi ku jika sudah tak layak lagi sandal itu di pake. Ternyata sesuatu yang bagi saya sudah tidak bisa berguna ternyata masih punya manfaat. Sangat bermanfaat.

Ya allah, semoga aku selalu dalam petunjukMU
Selalu mensyukuri setiap karuniaMU
Jadikan agu ke dalam golongan hamba-hambaMU yang ahli syukur
Dan juga golongkan ke dalam hali taubat atas kemaksiatan padaMU
aamiin

NIRU, 12052014 09.05

Kamis, 08 Mei 2014

Pesan Penting Pagi Ini



Pesan Singkat Pagi Ini

Sama seperti hari-hari biasanya, setelah acara olahraga pagi di salah satu stasiun televisi swasta, saya berkemas menuju kantor. Masih terbayang sms semalam dari orang asing yang sebentar lagi menjadi bagian dari hidup ku, insyaALLAH…
Tak terasa peralanan ku sudah sampai alan utama kota ini. Di pinggir jalan, bus kantor sudah menunggu, sedangkan ada beberapa kawan kerja yang asyik diskusi di belakang bus sambil memegang koran terbitan setiap hari. Tak seperti biasanya aku langsung masuk ke bus dan duduk  di bangku paling belakang. Sengaja ku pilih di sana karena bisa leluasa baca koran  yang ku beli pagi ini. Dan tentu saja bisa ku baca-baca  lagi sms semalam yang dikirim oleh si dia, orang asing tersebut
“Dengan niatan yang sama, mengharap ridho Allah SWT saya juga memiliki rencana yang sama dengan Mas. Saya terima niat baik Mas untuk membangun rumah tangga”
Pesan singkat itu tak sesingkat kesannya, berulang kali aku baca pesan itu. Tak pernah bosan rasanya. Justru semakin aku baca semakin sadar begitu banyak nikmat ALLAH SWT yang tercurah pada ku. Jujur aku merasa begitu malu dengan semua nikmat itu sedang aku jarang sekali bersukur.
Sepanjang perjalanan aku hanya terdiam, memikirkan semua yang telah ku lalui. Sungguh begitu singkat proses  yang ku jalani. Tak kurang dari 2 minggu sudah ku jalani. Hingga tadi malam ku sampaikan niat untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Sudah tak ada lagi alasan untuk menunda. Sudah tak ada lagi alasan untuk menghindar. Kini semua kuserahkan pada MU ya rob…..
Bimbinglah setiap proses ini…
Jagalah niat kami, luruskan karena mengharap ridho MU
Jadikan kami tergolong dalam orang-orang ahli syukur atas semua karunia MU
Mudahkanlah langkah-langkah kami…
Kekalkan ikatan di antara kami
Jadikan rumah tangga kami adalah sebagian dari rumah tangga peradaban penuh cahaya MU
Jadikan kami pengantin dunia akhirat… istiqomah di alanMU
Aamiin

Menguatkan kembali mengasah minat menulis J
Teruntuk calon permaisuri ku, adilah penyeuk mata penyeuk hati J


NIRU, 09052014